Diposting Pada Kamis, 17 Juni 2010 TAK BOLEH MENIKAH SATU MARGASURYA ELFIZA,JambiMENURUT tradisi Warga Tionghoa tidak boleh menikah dengan pasangan yang berasal dari satu marga. Jika pernikahan terjadi, dikhawatirkan anak hasil pernikahan akan mengalami kebodohan atau lemah dalam berpikir". Satu marga dianggap merupakan satu keluarga dan satu darah. Maka mereka tidak boleh menikah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Johan Taswin, Sekretis Majlis Agama Konghucu Indonesia Makin Jambi.\tHanya saja, saat zaman semakin berkembang, tidak banyak warga Tionghoa yang masih memegang tradisi ini. Saat ini, permasalahan marga dan suku tidak lagi menjadi salah satu pertimbangan bagi warga Tionghoa untuk menikah. Apalagi pasangan tersebut sama-sama saling menyukai dan mencintai.\tHanya saja, di Kota Jambi memang tidak banyak orang yang menikah sesama marga. Hal ini dikarenakan mereka masih mengkhawatirkan peraturan dan tradisi nenek moyang." Tentunya ada yang menikah sesama warga, tapi jumlahnya sedikit sekali. Kalaupun ada mungkin keluarga tersebut sudah saling cocok dan anaknya tidak mau dipisahkah lagi. Apalagi saat ini, anak-anak zaman sekarang sudah tidak terlalu menggunakan tradisi ini," bebernya.\tHal yang sama juga diungkapkan oleh Ayah 32 yang, menyatakan bahwa keluarganya masih berpegang teguh pada tradisi dan peraturan tersebut. Ini karena satu marga diibaratkan dengan satu keluarga besar dimana semua anggotanya adalah bersaudara dan tidak boleh memadu kasih. Apalagi jumlah marga yang cukup banyak membuat warga Tionghoa berusaha untuk mencari pasangan diluar marga mereka," Saat ini memang tradisi atau peraturan tersebut tidak banyak yang memperhatikannya. Tapi dari sebagian warga Tionghoa Jambi masih ada yang memegang tradisi tersebut," bebernya.\tLalu, apakah larangan ini ada rujukan ilmiyahnya? Setelah ilmu genetika mulai berkembang, munculah penjelasan lebih ilmiah mengenai hal ini. Ada kromonsom X dan Y yang mengandung sifat-sifat penyakit turunan. Misalnya penyakit hemophilia yang menurun namun tidak dominan.\tSifat penyakit ini terkandung didalam kromosom X yang ada pada lelaki XX dan perempuan XX . Pada Lelaki, kemungkinan mendapat penyakit ini adalah 50% bila apa kromonsom X nya terdapat sifat buruk tersebut. Namun pada wanita biasanya kromosom X yang buruk ditutupi oleh sifat baik yang dominan dari kromosom X lainnya yang sehat. Jadi pada wanita biasanya penyakit ini tidak muncul. \tMasalahnya timbul bila wanita yang membawa sifat buruk namun tidak dominan pada kromosomnya menikah lagi dengan saudaranya sendiri yang membawa ataupun ataupun tidak membawa penyakit tadi. Keturunan mereka di pastikan akan menderita penyakit ini dan akan terus menurun bila perkawinan sedarah terus dilanjutkan. Maka hal ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan mengapa tidak diperlukan menikah dalam satu marga.Dikutip dari Jambi Independent.
7V5sIG.